Monday 20 July 2015

Makalah Renang



Makalah Renang 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air. Berenang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang dipakai sewaktu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air, mencari ikan, mandi, atau melakukan olahraga air.
Berenang untuk keperluan rekreasi dan kompetisi dilakukan di kolam renang. Manusia juga berenang di sungai, danau, dan laut sebagai bentuk rekreasi. Olahraga renang membuat tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu berenang.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Bagaimana sejarah adanya renang ?
2.      Apa saja teknik-teknik renang ?
3.      Apa saja gaya-gaya renang ?
4.      Bagaimana peraturan dalam perlombaan renang?













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Renang
Manusia sudah dapat berenang sejak zaman prasejarah, bukti tertua mengenai berenang adalah lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah ditemukan di "gua perenang" yang berdekatan dengan Wadi Sora di Gilf Kebir, Mesir barat daya.  Catatan tertua mengenai berenang berasal dari 2000 SM. Beberapa di antara dokumen  tertua yang menyebut tentang berenang adalah Epos Gilgamesh, Iliad, Odyssey, dan Alkitab (Kitab Yehezkiel 47:5, Kisah Para Rasul 27:42, Kitab Yesaya 25:11), serta Beowulf dan hikayat-hikayat lain. Pada 1538, Nikolaus Wynmann seorang profesor bahasa dari Jerman menulis buku mengenai renang yang pertama, Perenang atau Dialog mengenai Seni Berenang (Der Schwimmer oder ein Zwiegespräch über die Schwimmkunst).
Perlombaan renang di Eropa dimulai sekitar tahun 1800 setelah dibangunnya kolam-kolam renang. Saat itu, sebagian besar peserta berenang dengan gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya rangkak depan atau disebut gaya trudgen dalam perlombaan renang di dunia Barat. Trudgen menirunya dari teknik renang gaya bebas suku Indian di Amerika Selatan. Renang merupakan salah satu cabang olahraga dalam Olimpiade Athena 1896. Pada tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru renang Olimpiade. Persatuan renang dunia, Federation Internationale de Natation (FINA) dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu yang pada awalnya merupakan salah satu variasi gaya dada diterima sebagai suatu gaya tersendiri pada tahun 1952.

2.2 Teknik Renang
Bagi Anda yang ingin memulai berenang dengan melakukan gaya dada, berikut cara yang dapat diberikan: Gerakan Kaki Untuk berenang dengan menggunakan gaya dada, Tekukkan dengkul kaki Anda ke dalam. kemudian pantulkan (tendang lurus dengan posisi kedua kaki renggang atau terbuka). Usahakan kaki tetap lurus, lalu rapatkan (pastikan telapak kaki kiri dan kanan agak bersentuhan). Lakukan cara tersebut berulang-ulang. Gerakan tangan Tempelkan kedua telapak tangan (seperti hendak bersalaman) dan luruskan di atas kepala. Lalu, tarik tangan ke samping kanan dan kiri, tetapi tak perlu terlalu ke samping (cukup tarik ke samping selebar bahu dan selebihnya tarik ke bawah). Setelah itu, luruskan kembali tangan Anda. Gerakan kombinasi dan mengambil nafas Untuk melakukan gerakan kombinasi, Anda bisa melakukan gerakan tangan dan kaki secara bergantian. Untuk mengambil nafas, lakukan saat gerakan tangan ke samping kanan dan kiri, lalu dongakkan kepala ke atas sambil mengambil nafas.

2.3 Gaya renang
Dalam  renang untuk rekreasi, orang berenang dengan gaya dada, gaya punggung, gaya bebas dan gaya kupu-kupu. Gaya renang yang dilombakan dalam perlombaan renang adalah gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya bebas. Dalam lomba renang nomor gaya bebas, perenang dapat menggunakan berbagai macam gaya renang, kecuali gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Tidak seperti halnya gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu, Federasi Renang Internasional tidak mengatur teknik yang digunakan dalam nomor renang gaya bebas.  Walaupun demikian, hampir semua perenang berenang dengan gaya krol, sehingga gaya krol (front crawl) digunakan hampir secara universal oleh perenang dalam nomor renang gaya bebas.
1.      Gaya bebas
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Freestyle_swimming2.gif/200px-Freestyle_swimming2.gif
Penggambaran gaya bebas
Teknik Renang Gaya Bebas merupakan salah satu Informasi Terbaru untuk anda pencinta Olah Raga Renang atupun untuk anda yang mulai dari Teknik Renang Dasar yang menuju ke tahap Teknik Renang Gaya Bebas untuk tahap pemantapan belajar renang anda. Oke, simak aja dan pelajari Teknik Renang Gaya Bebas yang kami berikan untuk anda.

Body Streamline
Pertama dan yang paling utama, Anda harus senantiasa berada dalam posisi streamline selama berenang. Posisi streamline akan meminimalkan tahanan air. Ya, tubuh Anda harus streamline mulai dari ujung jari tangan Anda sampai ujung jari kaki Anda. Dan agar posisi streamline ini bisa tercapai setiap saat, maka yang harus Anda lakukan adalah:
1.      Posisi kepala Anda harus streamline dengan badan.
Telinga Anda harus segaris dengan badan Anda. Caranya, selama berenang, celupkan kepala kedalam air. Hadapkan wajah ke dasar kolam, dengan pandangan mata ke bawah, sedikit kedepan. Demikian pula sewaktu mengambil nafas, jangan mengangkat kepala. Cukup mulut Anda berada diatas permukaan air, dan satu telinga Anda tetap tercelup kedalam air. Jika kedua telinga keluar dari air, berarti salah.
2.      Sewaktu ekstensi, lengan Anda harus berada dalam posisi horizontal kearah depan.
Jangan sampai lengan Anda turun. Jadi, ketika satu lengan Anda melakukan catch, pull, dan recovery, lengan Anda yang lain tetap rata dengan permukaan air.
3.      Jangan menekuk tungkai.
Gerakan kaki Anda berasal dari paha, bukan hanya gerakan betis Anda. Yang juga penting adalah untuk mengunci punggung kaki Anda agar segaris dengan tungkai Anda (seperti yang biasa dilakukan oleh seorang penari balet atau seorang pesenam).

Body Rotation
Selama berenang gaya bebas, tubuh Anda harus bisa menyerupai balok kayu yang oleng ke kiri dan ke kanan, terhadap sumbu aksialnya. Dan keolengan tubuh ini tidak hanya terjadi pada dada Anda, tetapi semua bagian tubuh Anda. Mulai dari kepala, dada, perut, pinggang, dan tungkai. Sewaktu lengan kiri Anda berekstensi, tubuh Anda miring ke kanan, tubuh bagian kanan naik. Sebaliknya, sewaktu lengan kanan Anda berekstensi, tubuh Anda miring ke kiri, tubuh bagian kiri Anda naik. Ayunan tungkai Anda juga harus mengikuti keolengan ini. Untuk mudah melakukan hal ini, latihlah tungkai Anda untuk bisa melakukan ayunan kaki menyamping.
Dengan body rotation yang sempurna, Anda pun akan mudah dalam mengambil nafas. Anda tidak perlu menolehkan kepala untuk mengambil nafas. Anda cukup memanfaatkan keolengan tubuh Anda untuk mengambil nafas. Ingat, Anda tidak perlu mengeluarkan kepala Anda terlalu banyak keatas permukaan air. Keluarkan sedikit saja, sesedikit mungkin, yang penting sudah bisa untuk mengambil nafas.

Efisienkan Fase Ekstensi
Anda akan bisa menambah efisiensi gaya bebas Anda, atau dengan kata lain, menambah jarak per langkah, dengan cara meluncur (gliding) sewaktu fase ekstensi. Seusai pull, lengan Anda langsung melakukan recovery. Nikmati recovery, dan pada saat yang sama lengan ekstensi Anda lurus ke depan, rata dengan permukaan air, seolah-olah hendak meraih benda yang jauh yang ada di depan Anda. Saat inilah tubuh Anda meluncur dalam posisi badan sedikit oleng.

Efisienkan Kayuhan
Kayuhan adalah sumber utama propulsi (gaya dorong) Anda. Karena itu, mengefisienkan gerakan ini sangatlah penting. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1.      Lengan pengayuh. Ada dua cara untuk menggerakkan lengan pengayuh, atau kombinasi diantara keduanya. Yang pertama adalah dengan gerakan S. Caranya pertama-tama gerakkan tangan kearah luar, lalu masuk ke arah perut, dan lalu keluar lagi ke sisi paha. Ini adalah cara yang lebih tradisional. Cara yang kedua adalah dengan gerakan high-elbow catch. Yaitu dengan menjaga lengan atas senantiasa tinggi, dan tidak turun (drop). Caranya adalah dengan menjaga agar lengan atas Anda senantiasa berjauhan dengan ketiak Anda. Cara kedua ini dipakai oleh Grant Hackett. Yang paling ideal barangkali adalah gabungan dari keduanya. Maksudnya, catch dilakukan dengan high-elbow, lalu pull dilakukan dengan menggerakkan lengan kearah perut, lalu keluar menuju sisi paha, sehingga membentuk huruf S. Adapun saya sendiri lebih suka kayuhan lurus high-elbow ala Grant Hackett.
2.      Jari-jari tangan. Jangan sampai Anda membuka jari-jari tangan Anda, karena hal itu akan mengurangi gaya dorong yang timbul. Yang benar, rapatkanlah satu sama lain, ketika tangan Anda melakukan kayuhan dan ekstensi. Satu-satunya saat dimana Anda tidak harus melakukannya adalah ketika tangan Anda melakukan recovery.
3.      Lakukan kayuhan mulai dari saat berakhirnya ekstensi sampai dengan tangan Anda melampaui sisi paha Anda. Jangan sekali-kali mengeluarkan tangan Anda sebelum tangan Anda menyentuh sisi paha Anda, meskipun Anda kelelahan.

High Elbow Recovery
Sebetulnya, tidak ada cara yang baku untuk melakukan recovery. Namun, cara yang paling tradisional dan yang paling disarankan adalah dengan metode high-elbow recovery. Maksudnya, selama gerakan recovery, sikut Anda adalah titik tertinggi dari lengan Anda. Dengan metode ini, Anda akan terhindar dari over-reach atau over-extension.

Gerakan Kaki
Sebetulnya gerakan kaki gaya bebas ada dua macam: gerakan kaki untuk tujuan sprint, dan gerakan kaki untuk distance-swimming. Untuk sprint, Anda akan menggerakkan kaki Anda dengan frekuensi yang lebih tinggi, untuk menambah gaya dorong Anda. Namun pada distance-swimming, gerakan kaki Anda pada dasarnya hanya berfungsi untuk menjaga agar bagian bawah tubuh Anda tetap mengapung rata dengan permukaan air (steramline). Untuk itu, Anda menggerakkan tungkai Anda dengan santai. Apapun jenis gerakan kakinya, ada satu hal yang harus Anda perhatikan: jangan menekuk lutut Anda, dan jangan mengayunkan tungkai Anda terlalu lebar. Anda sama sekali tidak perlu mengayunkan kaki Anda terlalu lebar karena hal itu sama sekali tidak bermanfaat, dan hanya akan buang-buang tenaga saja.
2.      Gaya dada
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/89/Breaststroke3.gif/200px-Breaststroke3.gif
Penggambaran gaya dada


Gerakan kaki
1.      Tekukkan dengkul kaki kedalam
2.      Kemudian pantulkan (tendang lurus dengan posisi kedua kaki renggang/ terbuka)
3.      Kaki tetap lurus, kemudian rapatkan (pastikan telapak kaki kiri dan kanan agak bersentuhan)
4.      Ulangi langkah di atas dengan urutan tekuk, tendang, rapatkan, tekuk, tendang, rapatkan.

Gerakan tangan
1.      Tempelkan kedua telapak tangan(seperti hendak bersalaman) dan luruskan di atas kepala
2.      Kemudian tarik tangan ke samping kanan dan kiri, tetapi tidak perlu terlalu ke samping (cukup tarik ke samping selebar bahu dan selebihnya tarik ke bawah
3.      Luruskan tangan kembali.
4.      Dan ulangi dengan urutan luruskan tangan di atas kepala, gerakkan tangan ke samping kiri dan kanan,
Gerakan kombinasi + mengambil nafas
1.      Lakukan gerakan tangan dan kaki secara bergantian.
2.      Untuk mengambil nafas lakukan saat gerakan tangan ke samping kiri dan kanan, lalu dongakkan kepala keatas sambil mengambil nafas
Tips berenang gaya dada :
-          Mulialah belajar dengan berpegangan pada pinggir kolam terlebih dahulu, sambil gerakkan kaki seperti di atas. Terus ulangi gerakan kaki, sampai benar-benar lancar.
-          Lalu lanjutkan dengan menyeberangi kolam, tetap dengan gerakan kaki seperti teknik diatas. Untuk dapat menyeberangi kolam, Anda dapat berpegang pada tangan teman atau menggunakan ban pelampung.  Untuk anak-anak, orang tua / pelatih renang dapat membantu memegang tangan.
-          Saat melakukan gerakan kaki, kaki justru seringkali tidak mengapung di atas permukaan air (kaki terlalu ke bawah) hal ini disebabkan karena kepala tidak masuk ke dalam air. Maka,  saat berlatih kaki ini lebih baik untuk sekaligus dibarengi dengan  berlatih gerakan kepala untuk mengambil nafas nantinya. Latihan dapat dilakukan dengan cara memasukkan kepala ke dalam air selama melakukan gerakan kaki dan menaikkan kepala hanya bila hendak mengambil nafas.
-          Jika Anda sudah lancar melakukan gerakan kaki sambil berlatih mengambil nafas, maka mulailah berlatih mengapungkan badan (seperti posisi meluncur) lebih ke tengah kolam. Lalu lakukan gerakan kaki  sesuai dengan teknik gaya dada seperti di atas sampai ke pinggir kolam. Lakukan berulang kali sampai benar-benar lancar
-          Setelah menguasai gerakan kaki, saatnya Anda  mulai belajar menggerakkan tangan. Lakukan tahapan dengan 2 atau 3 kali gerakan kaki, kemudian baru gerakkan tangan sesuai dengan teknik di atas. Kombinasikan gerakan tangan dan kaki, seterusnya sampai benar-benar lancar.
-          Bila dirasa cukup lancar, Anda dapat memulai  belajar mengambil nafas. Lakukan dengan yakin dimulai ketika tangan bergerak ke samping, maka naikkan kepala sedikit ke atas permukaan air dan langsung ambil nafas. Dan seterusnya, sampai jarak yang Anda inginkan.
-          Lakukan tahapan ini dengan mengambil jarak lebih ketengah kolam, terus pelan-pelan semakin ketengah, sampai lancar melakukan gerakan kombinasi selebar kolam.
-          Bila gerakan sudah lancar dan jarak tempuh sudah semakin jauh, maka Anda dapat memulai menyempurnakan gerakan gaya dada Anda. gerakan kaki dan tangan bergantian yaitu 1 kali gerakan kaki, 1 kali gerakan tangan dan ambil nafas. Sebaiknya, jangkauan tangan jangan terlalu lebar, melainkan agak ke bawah (hal ini memudahkan gerakan dan akan  memberikan dorongan yang lebih kuat untuk memudahkan Anda saat mengambil nafas).
3.      Gaya punggung
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ae/Backstroke.gif/200px-Backstroke.gif
Penggambaran gaya punggung
1.      Pada tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru renang Olimpiade. Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman kuno. Pertama kali diperlombakan di Olimpiade Paris 1900, gaya punggung merupakan gaya renang tertua yang diperlombakan setelah gaya bebas. Merupakan gaya yang paling berbeda dengan yang lainnya karena kita dengan posisi wajah menghadap ke atas, sehingga kita tidak bisa melihat ke depan.
1. Gerakan kaki
a.       Kaki kanan dan kiri digerakkan naik turun secara bergantian (seperti orang yang sedang berjalan /seperti gaya bebas tetapi dengan posisi wajah menghadap ke atas)
b.      Kaki digerakkan bergantian dengan cukup cepat agar arah renang Anda tidak melenceng/berbelok
2.      Gerakan tangan
a.       Posisi awal satu tangan lurus di atas kepala
b.      Kemudian langsung mengayuh ke belakang menuju pinggang
c.       Kemudian angkat keluar dari permukaan air dan kembalikan ke posisi awal
d.      Lakukan hal yang sama dengan tangan yang satunya
Jadi tangan kiri dan kanan bergerak secara bergantian, ketika tangan kiri keluar dari dalam air, tangan kanan masuk ke dalam air, begitu seterusnya
3.      Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas.
Kaki terus bergerak seperti pada point 1 di atas.
Dengan gaya ini, tidak akan ada masalah kesulitan dalam pengambilan nafas karena wajah kita berada di atas air.
Mungkin yang jadi masalah adalah apakah kita sudah sampai ujung kolam atau belum, karena kita tidak bisa melihatnya (mata kita menghadap ke atas). Hal ini bisa diatasi dengan menghitung gerakan tangan.
Tips :
1)      Posisi kaki jangan terlalu di permukaan air, melainkan agak ke dalam masuk ke dalam air (hal ini akan membantu kecepatan ..juga memudahkan kepala tetap berada di atas)
2)      Kaki terus bergerak, jangan berhenti (hal ini agar arah renang kita tidak melenceng/berbelok).
3)      Telapak kaki agak diluruskan sedemikian rupa sehingga menjadi lurus / sejajar dengan tulang kaki
4)      Posisi kedua kaki berdekatan satu dengan yang lainnya.
5)      Dagu agak didekatkan ke dada, hal ini akan membantu kecepatan dalam berenang.
6)      Gerakan tangan ketika masuk ke dalam air, maka sisi telapak tangan yang masuk ke dalam air terlebih dulu (hal ini memperkecil tahanan dari air)
4.      Gaya kupu-kupu
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/69/Butterfly_stroke3.gif/200px-Butterfly_stroke3.gif
Penggambaran gaya kupu-kupu

Gerakan Tangan pada Renang Gaya Kupu – Kupu
·         Tangan lurus di atas kepala, telapak tangan berdekatan tetapi tidak menempel
·         Tarik tangan secara bersamaan ke bawah hingga berada di belakang, berada di sisi pinggang
·         Angkat tangan dari dalam air ke permukaan air secara bersamaan
·         Ayunkan tangan kembali ke depan hingga ke posisi awal dan ulangi gerakan di atas
·         Beberapa pelatih menyarankan agar gerakan tangan dalam air menyerupai huruf S, ini ditujukan agar dorongan yang dihasilkan lebih kuat
·         Sedangkan gerakan tangan yang biasa membuat gerakan tangan lebih cepat dengan kuantitas gerakan lebih banyak
Gerakan Kaki pada Renang Gaya Kupu – Kupu
·         Kaki lurus dengan posisi yang berdekatan (rapat), lutut tidak ditekuk
·         Gerakan kaki secara bersama – sama ke atas hingga berada di permukaan air, namun tidak berlebihan cukup sedikit kelaur dari permukaan air
·         Jatuhkan kembali kaki ke dalam air secara bersamaan hingga kaki mampu menghasilkan gaya dorong ke depan  dan pinggang terdorong naik ke atas
·         Dan kaki berada di posisi awal
·         Bila ingin menambah kecepatan renang, lakukan gerakan kaki dan gerakan tangan sebanyak 2 – 3 set baru kemudian ambil napas
Mengambil Napas
·         Pada gaya kupu – kupu, kesempatan untuk mengambil napas sangatlah minim, jika kita terlalu sering mengangkat kepala untuk mengambil napas, maka kecepatan dan kestabilan gerakan bisa terganggu.
·         Ketika kepala berada di atas permukaan air untuk mengambil napas, letakan dagu sedikit menempel ke dada, hal ini bisa membuat daya luncur semakin kuat
Dan hal yang perlu diingat dalam menggunakan gaya kupu – kupu adalah selalu posisikan badan di permukaan air, jangan sampai tubuh berada terlalu dalam.

2.4 Peraturan Perlombaan Renang

1.      Seri (Heats)
a.       Catatan waktu terbaik perenang dalam perlombaan selama 12 bulan terakhir (dihitung dari tanggal   pendaftaran  berakhir),  harus  dicantumkan  dalam  formulir  pendaftaran  dan  oleh  Panitia Pelaksana  didaftar  secara berurutan.  Perenang  yang tidak  mencantumkan  catatan waktunya,  harus dianggap sebagai perenang dengan waktu terlambat dan harus ditempatkan pada urutan paling akhir dalam daftar. Penempatan dalam urutan bagi perenang dengan catatan waktu yang sama atau bila lebih dari  satu  perenang  tidak  memberikan   catatan  waktunya,  haruslah  ditentukan  dengan  undian.  Penempatan perenang perenang dalam lintasan harus dengan mengikuti ketentuan yang diatur dalam SW3.1.2  di bawah.  Perenang  haruslah  ditempatkan  dalam  seri  seri  penyisihan  berdasarkan  catatan waktu yang diberikan dengan pengaturan sebagai berikut :
·         Bila hanya satu seri maka diatur sebagai suatu final.
·         Bila  2  Seri,  perenang  tercepat  (1)  harus  ditempatkan  dalam  seri  kedua,  yang  tercepat berikutnya (2) dalam seri pertama, yang tercepat berikutnya lagi (3) dalam seri kedua, yang berikutnya lagi (4) dalam seri pertama, dan seterusnya.
·         Bila tiga seri perenang tercepat (1) harus ditempatkan dalam seri ketiga, yang tercepat berikutnya (2) dalam seri kedua, yang tercepat berikutnya (3) dalam seri pertama. Perenang tercepat (4) harus ditempatkan dalam seri ketiga, yang tercepat (5) dalam seri kedua, dan yang tercepat (6) dalam seri pertama, yang tercepat (7) ditempatkan dalam seri ketiga, dan seterusnya.
·         Bila 4 seri atau lebih, tiga seri terakhi Dari nomer perlombaan ini, penempatan perenang perenang  harus  diatur  sesuai  dengan  SW  3.1.1.3  di  atas.  Seri  yang  mendahului  tiga  seri  terakhir hendaklah terdiri  dari  perenang perenang tercepat berikutnya; seri yang sebelum empat seri terakhir hendaklah terdiri dari perenang perenang tercepat selanjutnya lagi, dan demikian seterusnya. Lintasan- lintasan diatur secara menurun dari daftar urutan waktu yang disampaikan dalam tiap tiap seri, sesuai dengan cara/ pola yang diatur dalam SW 3.1.2 dibawah.
·         Pengecualian: Bila ada dua seri atau lebih dalam satu perlombaan, sekurang kurangnya terdapat tiga perenang baik yang ditempatkan dalam setiap seri terdahulu . Tetapi bila ada pencoretan kemudian akan dapat mengurangi jumlah perenang demikian dalam seri tersebut menjadi kurang dari tiga perenang.
·         Bila ada kolam dengan 10 Lintasan dan ada 2 waktu yang sama untuk urutan 8 pada acara seri nomer perlombaan 800 meter dan 1500 meter gaya bebas, untuk lintasan 8 dan 9 dilakukan undian. Jika ada  tiga waktu yang sama pada urutan 8, maka untuk urutan 9 dan 10 (0) dilakukan undian guna ditempatkan pada lintasan 8, 9 dan 0 (10).
·         Bila Tidak ada kolam dengan 10 lintasan maka akan menggunakan SW 3.2.3.
b.      Kecuali  untuk  perlombaan  nomer  50  meter,  maka  pengaturan  lintasan  haruslah  lintasan (nomer 1 adalah paling kanan (nomer 0 jika kolam dengan 10 lintasan) bila menghadap kearah panjang kolam dari tempat  Start) dengan menempatkan perenang atau regu tercepat dilintasan tengah pada kolam renang dengan jumlah  lintasannya ganjil, atau dilintasan 3 atau 4 masing masing untuk kolam yang jumlah lintasannya 6 atau 8. Perenang yang mempunyai waktu tercepat berikutnya ditempatkan disebelah kirinya, kemudian yang lain lain  bergantian disebelah kanan dan kiri sesuai dengan urutan catatan waktu yang disampaikan. Bagi perenang  perenang yang catatan waktunya sama , penentuan lintasan mereka harus dilakukan berdasarkan undian. Dengan pola seperti yang disebutkan sebelumnya.
c.       Pada  pertandingan  nomer  50  meter,  perlombaan  boleh  dilaksanakan  sesuai  dengan kebijaksanaan Panitia Pelaksana, apakan dari ujung kolam tempat biasanya Start sampai keujung kolam tempat pembalikan, atau dari ujung tempat pembalikan ke ujung tempat Start, tergantung pada factor factor seperti  adanya peralatan otomatik, posisi petugas pemberi Isyarat Start,dll. Panitia Pelaksana harus memberitahukan  kepada para perenang mengenai arah yang akan dipergunakan jauh sebelum pertandingan  dimulai.  Tanpa  mempersoalkan  kearah  mana  Berenang  akan  dilakukan,  pengaturan lintasan perenang perenang sama seperti bila mereka melakukan Start dan Finish diujung kolam tempat Start.
2.       Semi-Final dan Final (Semifinals and Finals)
a.        Dalam seleksi semi-final akan ditetapkan seperti dalam SW 3.1.1.2.
b.      Apabila tidak perlu ada seri pendahuluan, pengaturan lintasan harus sesuai dengan SW 3.1.2 diatas. Bila ada seri seri pendahuluan atau semi final, pengaturan lintasan sesuai dengan SW 3.1.2 tetapi didasarkan atas hasil catatan waktu yang diperoleh dalam seri seri pendahuluan tersebut.
c.       Bila terdapat catatan waktu yang sama hingga 1/100 detik antara perenang perenang dari seri yang sama ataupun seri berlainan untuk urutan kedelapan/ kesepuluh, atau urutan keenam belas/ dua puluh, maka harus  dilakukan renang ulangan ( antara perenang yang sama catatan waktunya) harus dilaksanakan tidak kurang dari satu jam setelah semua perenang yang memperoleh catatan waktu yang sama menyelesaikan renangan serinya. Renang ulangan akan dilakukan kembali bila masih diperoleh lagi catatan waktu yang sama.
d.      Bila sorang perenang atau lebih dicoret untuk suatu nomer semifinal atau final, penggantinya diambil  dari urutan berikutnya dalam seri atau semifinal. Nomer perlombaan tersebut harus diatur kembali penempatan perenang perenangnya dilintasan, dan harus diedarkan pemberitahuan tambahan yang menjelaskan rincian perubahan atau penggantian, seperti dimaksud dalam SW 3.1.2
3.       Dalam perlombaan lain, boleh dipergunakan system undian untuk menentukan penempatan perenang perenang dalam lintasan.
4.        S T A R T  (The Start)
a.       Start  dalam  Gaya  Bebas,  Gaya  Dada,  Gaya  Kupu  kupu  dan  Gaya  Ganti  Perorangan  harus dilakukan dengan meloncat. Pada bunyi peluit panjang dari Wasit ( SW 2.1.5), para perenang harus naik ke tempat start dan tetap disana. Pada aba aba dari pemberi aba aba start “ A W A S” , para perenang harus segera mengambil sikap start setidaknya dengan satu kaki berada dibagian depan bidang tempat start. Sikap tangan tidak ditentukan. Bila  perenang sudah tidak bergerak, pemberi isyarat start harus segera memberikan isyarat Start.
b.      Start dalam perlombaan gaya Punggung dan Gaya ganti estafet harus dilakukan dari air. Pada peluit  panjang pertama dari wasit (SW 2.55) perenang perenang harus segera masuk air. Pada peluit panjang kedua dari wasit, para perenang harus secepatnya keposisi Start (SW 6.1). Bila semua perenang sudah mengambil sikap Startnya, pemberi isyarat Start harus memberikan aba aba “ A W A S”. Bilamana semua perenang sudah tidak bergerak, pemberi isyarat start harus segera memberikan tanda Start.
c.       Dalam Olympiade, kejuaraan dunia dan perlombaan perlombaan FINA lainnya, aba aba “ A W A S “ harus dalam bahasa Inggris “TAKE YOUR MARKS” dan tanda Start disuarakan melalui banyak pengeras suara, yang dipasang ditiap tempat Start.
d.      Setiap perenang yang melakukan Start sebelum aba-aba Start diberikan, harus disiskualifikasi. Bila Diskualifikasi dinyatakan setelah aba aba start berbunyi, perlombaan tetap diteruskan dan perenang yang bersalah, harus didiskualifikasi setelah perlombaan selesai. Bila Diskualifikasi dinyatakan sebelum aba aba start diberikan,  aba aba start tidak boleh diberikan, dan perenang perenang lainnya (tidak termasuk yang didiskualifikasi) , harus dipanggil kembali/ dikumpulkan. Wasit mengulang kembali Start sesuai prosedur start dimulai dengan  peluit panjang ( bunyi peluit kedua untuk Start gaya punggung) sesuai dengan SW 2.1.5
5.        GAYA BEBAS (Freestyle)
a.       Gaya bebas berarti bahwa dalam suatu nomer perlombaan yang disebutkan demikian, perenang boleh melakukan renangan gaya apa saja, kecuali dalam nomer perlombaan gaya ganti perorangan dan gaya ganti estafet, gaya bebas berarti gaya lain apa saja yang bukan gaya punggung, gaya dada dan gaya kupu kupu.
b.      Ada  bagian  tubuh  perenag  yang  harus  menyentuh  dinding  kolam  saat  selesai  melakukan renangan satu jarak ( sepanjang kolam/ lintasan) dan pada saat finis.
c.       Bagian dari tubuh perenang harus memecah permukaan air selama perlombaan, kecuali disaat melakukan  pembalikan  dan  sepanjang  15  meter  setelah  melakukan  Start  dan  setelah  melakukan pembalikan, diperkenankan tenggelam sama sekali. Pada jarak tersebut (15 M), kepala harus sudah memecah permukaan air.
6.      GAYA PUNGGUNG (Backstroke)
a.       Sebelum aba aba Start (setelah peluit panjang wasit), para perenang harus berjajar didalam air menghadap dinding tempat start, dengan kedua tangan berpegang pada pegangan start. Dilarang berdiri didalam atau diatas parit (Gutter), ataupun menekukkan jari kaki diatas bibir parit (Gutter).
b.      Pada isyarat Start dan setelah melakukan pembalikan, perenang harus bertolak dari dinding kolam dan  harus berenang telentang selama perlombaan, kecuali saat melakukan pembalikan seperti yang dimaksud dalam  SW 6.4. Posisi normal telentang bisa termasuk gerakan badan berguling, tetapi tidak   boleh   sampai   90   derajat   dari   tegak   lurus   (Horizaontal).   Posisi   kepala   tidaklah   menjadi pertimbangan.
c.       Sebagian  dari  tubuh  perenang  harus  memecah  permukaan  air  selama  perlombaan.  Tetapi diperbolehkan sama sekali berada dibawah permukaan air (tenggelam) saat melakukan pembalikan dan sepanjang  maksimal 15 meter setelah melakukan Start maupun setelah melakukan tiap pembalikan. Pada jarak tersebut (15 M) kepala harus sudah memecah permukaan air.
d.      Saat melakukan pembalikan harus ada bagian dari tubuh perenang yang menyentuh dinding pada waktu pembalikan bahu boleh berbalik melebihi Vertikal sampai ke dada dimana setelah itu satu gerakan  berlanjut sebelah tangan atau satu gerakan berlanjut yang bersamaan kedua belah tangan untuk memulai  pembalikan. Bila badan telah meninggalkan posisi telentang, setiap gerakan kaki atau tarikan tangan haruslah merupakan lanjutan gerakan pembalikan (bukan gerakan baru). Perenang harus sudah ke posisi telentang bila lepas/ meninggalkan dinding.
e.       Pada saat finis perenang harus menyentuh dinding dalam posisi telentang pada lintasan masing masing.
7.        GAYA DADA (Breaststroke)
a.       Setelah Start dan setelah suatu pembelikan, perenang boleh melakukan tarikan/ gerakan tangan kebelakang  sampai  kaki  saat  mana  perenang  boleh tenggelam.  Satu  gerakan  kaki  gaya  kupu  kupu diperbolehkan pada saat gerakan pertama tangan dilanjutkan dengan satu gerakan kaki gaya dada.
b.      Sejak mulai gerakan pertama tangan setelah start dan setelah suatu pembalikan, posisi badan harus  telungkup.  Setiap  saat  tidak  diperbolehkan  berguling  ke  telentang.  Sejak  Start  dan  selama perlombaan siklus gerakan (Stroke cycle) harus satu gerakan tangan dan satu gerakan kaki dan demikian seterusnya. Gerakan kedua tangan selamanya harus serempak dan dalam bidang horizontal yang sama tanpa ada gerakan yang bergantian.
c.       Kedua tangan harus didorong bersama sama dari dada  ke depan pada permukaan atau dibawah permukaan air. Kedua siku harus berada dibawah permukaan air kecuali saat gerakan terakhir untuk melakukan pembalikan , saat pembalikan dan gerakan terakhir untuk finis. Kedua tangan harus ditarik kebelakang pada permukaan atau dibawah permukaan air. Kedua tangan tidak boleh ditarik kebelakang melampaui garis pinggul ( hip), kecuali pada saat melakukan gerakan tangan pertama setelah start dan setelah melakukan pembalikan.
d.      Selama satu siklus gerakan, ada bagian kepala dari perenang yang memecah permukaan air. Kepala harus memecah permukaan air setidaknya saat melakukan gerakan kedua sebelum ujung kedua tangan masuk ke air pada gerakan dimana jarak antara kedua lengan paling lebar. Semua Gerakan kedua kaki selamanya  harus   serempak  dan  dalam  bidang  horizontal  yang  sama,  tanpa  gerakan  yang bergantian.
e.       Dalam gerakan menendang kedua kaki harus diarahkan keluar. Tidak diperkenankan gerakan kaki  menggunting  (scissors),  tendangan  beralun  (flutter)  atau  tendangan  kebawah  (lumba-lumba) kecuali   sebagaimana  yang  diatur  dalam  SW  7.1.  Memecah  permukaan air  dengan  kedua  kaki diperkenankan, kecuali bila diikuti dengan gerakan kaki kebawah dalam bentuk gerakan kaki gaya kupu kupu.
f.        Saat pembalikan atau waktu finis, sentuhan ke dinding kolam harus dilakukan serempak dengan kedua tangan, baik pada permukaan, diatas atau dibawah permukaan air. Sebelum menyentuh dinding kepala  boleh  tenggelam  setelah  tarikan  tangan  terakhir.  Tetapi  harus  ada  sesaat  kepala  memecah permukaan air sewaktu melakukan satu siklus gerakan lengkap terakhir maupun pada saat gerakan tidak lengkap erakhir tersebut (sebelum menyentuh dinding).

8.       GAYA KUPU-KUPU (Butterfly)
a.       Sejak permulaan tarikan tangan pertama setelah start dan setelah pembalikan, badan harus tetap menelungkup. Tendangan kaki decamping didalam air diperkenankan. Tidak diperkenankan badan berguling hingga telentang.
b.      Kedua lengan harus dibawa ke depan bersama atas air dan dibawa ke belakang keluar secara simultan selama perlombaan, kecuali yang dimaksud dalam SW 8.5
c.       Semua gerakan kedua kaki keatas dan kebawah harus dilakukan dengan serempak/ bersama- sama.  Posisi kedua kaki tidak harus berketinggian yang sama, tetapi tidak diperkenankan melakukan gerakan (kedua kaki) yang tidak serempak. Gerakan kaki gaya dada tidak diperkenankan.
d.      Pada tiap pembalikan dan pada waktu finis, sentuhan kedinding harus dilakukan dengan kedua tangan secara serempak, pada permukaan, diatas atau dibawah air.
e.       Pada waktu  start dan pembalikan  perenang diperkenankan melakukan satu  kali  atau  lebih gerakan/ tendangan kaki dibawah permukaan air. Tetapi tarikan tangan hanya boleh satu kali yang harus membawa perenang kepermukaan air. Setelah start dan setelah melakukan tiap pembalikan, perenang diperkenankan sepenuhnya berada dibawah permukaan air (tenggelam) sampai sejauh tidak lebih dari 15 meter dari dinding. Setelah jarak tersebut, kepala harus sudah memecah permukaan air. Perenang harus tetap berada di permukaan air hingga saat melakukan pembalikan atau mencapai finis.

9.       RENANG GAYA GANTI (Medley Swimming)
a.       Dalam nomer gaya ganti perorangan (Individual Medley), seorang perenang harus melakukan empat gaya berenang dengan urutan sebagai berikut : Gaya Kupu-kupu, Gaya Punggung, Gaya Dada dan Gaya Bebas. Tiap gaya renangan harus mencapai jarak seperempat (1/4) dari jarak renangan.
b.      Dalam Nomer Gaya Ganti Estafet (Medley relay), perenang perenang harus melakukan empat gaya renangan bergantian dengan urutan sebagai berikut : Gaya Punggung, Gaya dada, Gaya Kupu Kupu dan gaya  Bebas.
c.       Setiap bagian renangan harus diselesaikan dengan gaya bersangkutan dan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk gaya terbut.

10.   PERLOMBAAN ( The Race )
a.        Semua Nomer perlombaan perorangan ( Individual races) harus dipisah antar Gender (Jenis Kelamin)
b.      Perenang yang berenang sendirian untuk memperoleh Kualifikasi, harus menyelesaikan seluruh jarak renangan.
c.       Seorang perenang harus menyelesaikan suatu perlombaan pada lintasan yang sama sejak start hingga Finis.
d.      Dalam  semua  nomer  perlombaan,  seorang  perenang  saat  melakukan  pembalikan  harus melakukan  sentuhan  fisik  dengan  dinding  ujung  kolam/  lintasan.  Pembalikan  harus  dilakukan  dari dinding dan tidak diperkenankan bertolak atau melangkah dari dasar kolam.
e.       Berdiri didasar kolam dalam nomer gaya bebas atau bagian renangan gaya bebas dalam gaya ganti, tidak mengakibatkan diskualifikasi perenang bersangkutan, tetapi tdak boleh berjalan.
f.        Menarik Tali lintasan tidak diperbolehkan.
g.      Mengganggu  perenang  lain  dengan  berenang  menyeberang/  melintasi  lintasan  lain  atau mengganggu dalam bentuk lainnya, akan mengakibatkan diskualifikasi atas perenang bersangkutan. Bila kesalahan  tersebut dengan  sengaja  dilakukan, wasit  harus melaporkan peristiwa  ini  kepada  panitia penyelenggara  perlombaan dan kepada seluruh perkumpulan/ organisasi dimana perenang tersebut terdaftar.
h.      Sewaktu perlombaan tidak ada perenang yang diperkenankan menggunakan atau  memakai sesuatu  alat  yang  dapat  membantu  kecepatan  berenang,  daya  apungnya maupun  daya  tahannya (seperti sarung tangan berselaput, sirip, fin dan sebagainya). Kacamata Renang boleh digunakan. Segala macam  tempelan  (tape)  pada  badan  perenang  tidak  diperbolehkan  kecuali  disetujui  oleh  Komite Kesehatan Olahraga FINA ( FINA Sport Medicene Committee) Perenang  yang  tidak  terdaftar  dalam  suatu  nomer  perlombaan,  masuk  ke  air  dimana perlombaan sedang berlangsung dan belum semua perenang menyelesaikan perlombaan itu, harus didiskualifikasi untuk nomer perlombaan berikutnya dimana ia akan turut serta.
i.        Harus ada empat perenang dalam satu regu Estafet.
j.        Dalam Nomer estafet, regunya akan didiskualifikasi bila ada kali perenangnya yang telah lepas dari bidang tempat start sebelum anggota regunya yang terdahulu menyentuh Dinding.
k.      Suatu regu Estafet akan didiskualifikasi dari suatu nomer bila ada anggotanya yang tidak terdaftar untuk melakukan renangan tersebut masuk ke air saat perlombaan sedang berlangsung dan sebelum semua perenang dari semua regu telah selesai/ mencapai finis.
l.        Para anggota regu estafet dan urutan berenangnya harus disampaikan sebelum perlombaan. Setiap  anggota regus estafet boleh bertanding dalam nomer perlombaan tersebut hanya sekali saja. Susunan regu estafet boleh diganti antara seri dan final pada suatu nomer perlombaan, asalkan masih terdiri dari perenang  perenang yang termasuk dalam daftar untuk nomer perlombaan tersebut dan telah disampaikan dengan  benar  oleh organisasinya. Bila gagal melakukan renangan sesuai dengan urutan yang didaftarkan akan  mengakibatkan diskualifikasi. Penggantian (dengan perenang lain diluar daftar yang telah disampaikan), hanya  boleh dilakukan dalam keadaan darurat ( Emergency) medis dengan surat keterangan dari dokter.
m.    Perenang yang telah menyelesaikan nomer perlombaannya, atau jarak renangannya dalam nomer Estafet, harus secepatnya meninggalkan kolam tanpa mengganggu perenang lainnya yang belum menyelesaikan  nomer  perlombaannya.  Kalau  tidak,  perenang  yang  melakukan  kesalahan  atau  regu estafetnya harus didiskualifikasi.
n.      Bila suatu pelanggaran mengancam kesempatan untuk berhasil bagi seorang perenang, wasit berwenang  memperkenankan  perenang  yang  bersangkutan  untuk  turut  serta  lagi  dalam  seri  yang berikutnya.   Apabila   pelanggaran   terjadi   dalam   acara   Final,   wasit   dapat   memerintahkan   untuk direnangkan kembali.
o.      Tidak diperkenankan mempergunakan penarik, atau alat bantu lainnya maupun rencana yang mempunyai efek demikian.

11.   PENGAMBILAN WAKTU (Timing)
a.       Pengoperasian Peralatan Penjurian Otomatik harus dibawah pengawasan petugas-petugas yang ditunjuk.   Catatan  waktu  yang  dicatat  oleh  peralatan  Penjurian  Otomatik  harus  digunakan  untuk menentukan  pemenang, semua kedudukan serta catatan waktu yang bisa ( applicable) untuk setiap lintasan. Urutan kedudukan waktu yang diperoleh dengan cara ini harus merupakan yang pertama-tama dipergunakan  mendahului  keputusan  para  pengambil  waktu.  Bila  terjadi  kerusakan  atas  Peralatan Penjurian Otomatik atau benar  diketahui bahwa terjadi kegagalan dari peralatan tersebut atau ada perenang tidak berhasil mengaktifkan peralatan tersebut sehingga tidak dapat mencatat waktu, maka catatan waktu dari para pengambil waktu adalah resmi (lihat SW 13.1)
b.      Bila peralatan penjurian Otomatik digunakan, hasil harus dicatat hanya sampai 1/100 detik. Bila catatan  waktu bisa diperolah sampai 1/1000 detik, maka digit ketiga harus tidak dicatat dan tidak digunakan   untuk  menentukan waktu maupun kedudukan. Bila terdapat catatan waktu yang sama, semua peserta yang catatan waktunya sama sampai 1/100 detik, dianggap memperoleh hasil kedudukan yang sama. Catatan waktunya yang diperagakan pada papan nilai/ skor elektronik harus menunjukkan sampai 1/100 detik saja.
c.       Setiap alat pengambil waktu yang telah ditetapkan sebagai alat resmi, akan dianggap sebagai jam.  Waktu  waktu  manual  demikian  harus  diambil  oleh  tiga  pengambil  waktu  yang  ditunjuk  atau disetujui oleh  Federasi Anggota ( Induk Organisasi) Negara yang bersangkutan. Pengambilan waktu secara manual harus mencatat hingga 1/100 detik. Dimana tidak mempergunakan Peralatan Penjurian Otomatik waktu waktu manual resmi harus ditentukan sebagai berikut :
·         Bila dua dari tiga jam yang mencatat waktu yang sama dan yang ketiga tidak sama, maka dua waktu yang sama adalah catatan waktu yang resmi/ syah.
·         Jika  tiga  jam  mencatat  tidak  sama,  jam  yang  mencatat  waktu  ditengah-tengah  harus ditetapkan sebagai waktu yang syah.
·         Dengan hanya dua dari tiga jam yang dapat bekerja, waktu rata rata adalah waktu Syah.
d.     Apabila  seorang  perenang  kena  diskualifikasi  pada  waktu  nperlombaan  atau  sebelumnya, diskualifikasi demikian harus dicatat dan dicantumkan dalam hasil resmi.
e.      Bila diskualifikasi dalam nomer estafet, catatan waktu sebagian (split) sampai waktu terjadinya diskualifikasi, harus dicatat dan dicantumkan dalam hasil resmi.
f.       Semua catatan waktu sebagian (split) untuk nomer 50 meter dan 100 meter harus dicatat dan diterbitkan dalam hasil resmi, guna mengetahui perenang perenang yang berenang terdepan dalam acara estafet.

12.  PERATURAN MENGENAI PAKAIAN RENANG/CELANA RENANG
a.       PAKAIAN RENANG (Swim Wear)
Pakaian Renang (swimsuit, cap and goggles) pakaian, topi dan kacamata semua peserta harus yang baik  dipandang dari segi moral dan sesuai untuk cabang olahraga yang bersangkutan, dan tidak diperbolehkan memakai atau membawa symbol yang dapat dianggap bertentangan.
b.      Semua pakaian renang harus yang tidak tembus pandang (non transparent)
c.       Wasit dari suatu perlombaan mempunyai wewenang untuk tidak mengikut sertakan peserta yang memakai pakaian yang tidak sesuai dengan peraturan ini.
d.      Sebelum Pakaian/celana renang yang model, bentuk baru, atau dengan bahan  yang baru.




























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Catatan tertua mengenai berenang berasal dari 2000 SM. Perlombaan renang di Eropa dimulai sekitar tahun 1800 setelah dibangunnya kolam-kolam renang. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya rangkak depan atau disebut gaya trudgen dalam perlombaan renang di dunia Barat.
Gaya kupu-kupu yang pada awalnya merupakan salah satu variasi gaya dada diterima sebagai suatu gaya tersendiri pada tahun 1952. Pada tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru renang Olimpiade.
Beberapa gaya dalam renang adalah gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Peraturan dalam perlombaan renang diatur secara rinci mulai dari awal start, gaya, waktu, jarak, dan pakaian renang.

3.2  Saran
Olahraga renang memang salah satu olahraga yang cukup bergengsi, akan tetapi bila dilakukan tanpa teknik yang benar, justru akan menyebabkan cidera. Oleh sebab itu sebelum belajar renang, ada baiknya memahami teknik-teknik dalam berenang secara teori  maupun praktek. Dengan begitu kita akan lebih mudah mempelajari olahraga renang dan juga sehat jasmani dan rohani.












KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan  penyusunan makalah ini dalam  bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah  ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan  saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.




















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..………...          i
DAFTAR ISI………………………………………………………..……….           ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ………………………………………….………            1
1.2  Rumusan Masalah ..……………………………………………..            1
BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Sejarah  Renang….………………………………………..…… ..          2
2.2 Teknik-Teknik Renang………………………………………     ..          2
2.3  Gaya-Gaya Renang…………………………………………….             3
2.4  Peraturan Perlombaan Renang…………………………………             11
BAB III PENUTUP
            3.1  Penutup…………………………………………………………            23
3.2  Saran……………………………………..…………………….             23



No comments:

Post a Comment