Monday 20 July 2015

tanaman bunga krisan



Makalah Tanaman Bunga Krisan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah penelitian yang berjudul “Penelitihan Pertumbuhan Tanaman Bunga Krisan” ini dalam bentuk, isi maupun pembahasannya yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini membantu memberikan petunjuk atau menjadi suatu pedoman bagi pembaca yang khususnya penggemar tanaman hias bunga krisan dari cara pengolahan media tanamnya sampai cara perawatan hingga panen.
Makalah ini saya akui masih jauh dari sempurna karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang dan minim. Akhir kata seperti pepatah mengatakan “Tiada Gading Yang Tak Retak”, untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak atau pembaca demi kesempurnaan penyusunan makalah kami untuk kedepannya.

Penyusun


Kelompok













DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………       i
DAFTAR ISI……………………………………………..……………        ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..       1
1.1  Latar Belakang…………………………………………..…        1
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………         1
1.3  Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………..….          1
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………….       2
            2.1 Kajian Pustaka…………………………………………..…        2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…….……………………..…       3
            3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian………………………..…          3
            3.2 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian   …………….…..         3
            3.3 Populasi/ Subyek dan Sampel atau Objek Penelitian…….           3
            3.4 Pengumpulan atau Sumber Data………………………..…         3
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………..…       4
            4.1 Hasil Penelitian…………………………………………..…       4
            4.2 Pembahasan…………………………………………..…….       4
            4.3 Proses Perawatan…………………………………………..        5
            4.4 Jenis Hama Pengganggu dan Penyakit Pada Bunga Krisan..        7
BAB V PENUTUP…………………………………………..…………      10
            5.1 Kesimpulan…………………………………………..……..       10
            5.2 Saran…………………………………………..…………….      10








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tanaman hias memiliki proses dan perawatan yang lumayan sulit dari cara pengolahan lahan atau media tanam hingga bisa dipanen untuk dijual ke objek wisata atau ke hotel-hotel serta bagi para penggemar yang cinta akan keindahan di lingkungan rumah.
Disini kelompok kami akan mengulas tentang tanaman hias bunga Krisan yang banyak digemari oleh turis-turis asing atau mancanegara, hingga dijual ke hotel-hotel tertentu. Serta memberikan pedoman atau suatu petunjuk tentang bagaimana cara mempersiapkan lahan, pananaman, perawatan dan pemeliharaan hingga dipanen bagi para pembaca yang khususnya penggemar Bunga Krisan.
Untuk hal itu ikutilah pembahasan selanjutnya untuk mengetahui proses yang harus dilakukan untuk tanaman bunga krisan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses awal yang dilakukan dari penyediaan lahan hingga bibit ditanam?
2.      Proses apa saja yang dilakukan sejak bibit ditanam hingga dapat dipanen ?
3.      Jenis hama pengganggu dan penyakit apa saja yang terjadi pada tanaman Bunga Krisan ?

1.3  Tujuan dan Manfaat
Adapun Tujuan dan Manfaat yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tujuan yang ingin di capai, yaitu:
1.      Ingin mengetahui proses penanaman Bunga Krisan
2.      Ingin mengetahui proses perawatan bunga krisan
3.      Ingin mengetahui pupuk yang digunakan
4.      Ingin mengetahui berapa lama kita bisa memetik bunga krisan.
BAB II

2.1 Kajian Pustaka
Bunga Krisan
·         Penyiraman adalah proses pembasahan tanah.
·         Perawatan adalah proses pemeliharaan suatu tumbuhan.


























BAB III

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara langsung dengan panduan.

3.2 Tempat dan Waktu
            Tanggal 16-11-2012 di kebun pemilik salon Denisa.

3.3 Populasi/subjek penelitian
Bunga Krisan dengan warna: putih, kuning, merah, hijau, ungu.

3.4 Pengumpulan / sumber data
            Kami mendapat sumber data ini dari Internet dan referensi buku-buku yang membahas tentang bunga krisan.


















BAB IV
PEMBAHASAN

4.1    Hasil Penelitian
-          Kami mendapatkan beberapa penyakit yang bisa menyebabkan tanaman ini gagal panen diantaranya ulat daun, wereng, mayit, trip (penyakit karak daun), busuk batang.
4.2    Pembahasan
1)      Proses awalnya adalah
a) Pengolahan lahan
Sebelum dilakukan penanaman, sebaiknya tanah diolah hingga menjadi gembur, serta bebas dari tanaman liar (gulma) dan jamur/parasit yang dapat merugikan pertumbuhan bibit krisan. Setelah itu, tanah dibiarkan selama 2 minggu.
a.       Tahap selanjutnya tanah diolah kembali dengan cangkul atau bajak hingga menjadi gembur dan bebas dari tanaman liar/gulma yang mengganggu. Setelah gembur, masukan pupuk kompos atau pupuk kandang agar tanah menjadi subur.
b.      Selanjutnya, buat bedengan dengan lebar kurang lebih 110 cm, tinggi kurang lebih 25 cm, jarak antarbedengan kurang lebih 35 cm, dan panjang disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia.
c.       Setelah itu, buat bedengan, kemudian buat lubang tanam dan siap untuk ditanam.
d.      Tanah yang mempunyai pH > 5,5, perlu diberi pengapuran berupa kapur pertanian misalnya dengan dolomit, kalsit, zeagro. Dosis tergantung pH tanah. Kebutuhan dolomit pada pH 5 = 5,02 ton/ha, pH 5,2 = 4,08 ton/ha, pH 5,3 = 3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran dilakukan dengan cara disebar merata pada permukaan bedengan.



b) Proses tanam
Dengan penanaman yang baik, Bunga krisan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal. Adapun cara menanam bunga krisan yang baik, antara lain:
a.       Bunga krisan dapat ditanam di lahan terbuka sehingga dapat terkena sinar matahari langsung ataupun dapat pulai ditanam di dalam rumah plastik yang bening sehingga matahari tetap langsung mengenai tanaman krisan. Kelebihan metoda tanam dalam rumah plastik adalah tanaman terhindar dari air hujan yang dapat merusak bunga krisan. Setelah tanah diolah dan dibuat bedengan, kemudian buat lubang tanam di bedengan. Ukuran lubang tanam adalah 10 cm x 10 cm atau 20 cm x 20 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara ditugal dan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
b.      Setelah lubang tanam dibuat, masukan bibit krisan dan urug dengan sedikit tanah sebagai penghalang agar akar bibit tidak mengenai pupuk Furadan 3G secara langsung. Setelah itu, masukan pupuk Furadan 3G sebanyak kurang lebih 8 butir ke dalam lubang tanam yang sudah dimasukkan bibit krisan tadi. Selanjutnya, urug hingga lubang tanam tertutup.
4.3  Proses Perawatan
a.       PEMUPUKAN
Pemupukan juga sangat mendukung agar bunga krisan tumbuh dan berkembang secara optimal. Diperlukan dosis dan ukuran yang tepat supaya perkembangan dapat optimal. Cara yang dapat digunakan antara lain :
1.      Pupuk pertama kali diberikan pada saat bunga krisan di tanam. Jika menggunakan pupuk buatan, jenis pupuk yang digunakan adalah Furadan 3G sebanyak 6-10 butir per lubang. Selanjutnya, buat komposisi campuran pupuk antara 75 gr ZA, 75 gr TSP, dan 25 gr KCI dengan perbandingan komposisi tersebut adalah 3 : 3 :1 per m2 luas tanam. Pupuk tersebut diberikan secara merata pada tanah sambil diaduk-aduk.
2.      Adapun waktu yang tepat untuk melakukan pemupukan adalah ketika bunga krisan berumur 1 bulan setelah tanam. Lakukan pemupukan secara bertahap. Pada tahap pertama, lakukan pemupukan setiap 1 minggu sekali, sedangkan pada tahap kedua, pemupukan dilakukan setiap 30 hari sekali. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan pada fase vegetatif sebaiknya berupa campuran antara 200 gr Urea, 100 gr KNO3, dan 200 gr ZA per m2 luas lahan, sedangkan pada fase generatif, sebaiknya menggunakan campuran pupuk antara 10 gr Urea, 25 gr KNO3, dan 10 gr TSP per m2 luas lahan. Campuran pupuk tersebut diberikan dengan cara disebarkan dalam lubang yang ditugal dengan posisi di samping kiri dan kanan pohon.
3.      Pupuk daun digunakan dengan cara mencampurkan pupuk dengan air, yang selanjutnya akan disiram /disemprotkan pada daun.
b.      PEMELIHARAAN TANAMAN
Cara-cara perawatan bunga krisan, antara lain:
a.       Lakukan pemupukan secara bertahap dengan dosis yang tepat. Lakukan penyemprotan pestisida jika ada hama.
b.      Lakukan penyiangan sesering mungkin agar tanaman liar/gulma hilang, jika ditemukan tanaman liar cabut hingga keakarnya.
c.       Benih yang mati atau lambat pertumbuhannya dengan benih yang baru, yang memiliki kualitas baik (penyulaman).
d.      Buang tangkai-tangkai yang mati dan kering atau tangkai yang diserang hama dan penyakit.
e.       Lakukan penyiraman secara teratur dengan dosis yang tepat.
c.       PANEN
a.       Bunga krisan dapat dipanen pada saat berumur 3 bulan setelah tanam.
b.      Proses pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari.
c.       Cara pemanenan yang dilakukan, antara lain dipotong tangkainya atau dicabut seluruhnya hingga akar-akarnya.
d.      Sebaiknya bunga krisan dipetik pada saat bunga setengah mekar atau belum mekar penuh.
d.      PENGOLAHAN HASIL PANEN
Setelah bunga dipanen dilakukan penyortiran hasil panen berdasarkan kualitas bunga, misalnya berdasarkan panjang tangkai bunga, ataupun besarnya kuntum bunga krisan. Bunga yang memiliki kualitas baik (tangkai bunga panjang lebih dari 70 cm, diameter pangkal lebih dari 5mm, kuntum bunga besar dan kokoh) dikelompokan dan dapat dipasarkan ke Hotel-hotel ataupun ke perangkai bunga yang sudah mempunyai nama. Pada umumnya mereka menetapkan standar bunga yang cukup tinggi, sedangkan untuk bunga hasil panen yang lain (panjang tangkainya tidak sampai 70 cm) dapat kita pasarkan kepada konsumen umum ataupun melalui pasar-pasar bunga seperti pasar Rawa belong di Jakarta Barat.

4.4  Jenis Hama Pengganggu Dan Penyakit Pada Bunga Krisan
1.      Hama
a.       Thrips
Hama ini merupakan pemakan hampir semua jenis tanaman, terutama pada bagian pucuk daun. Hama ini tergolong famili Thripidae dan ordo Thysanoptera.
Indikasi: Pucuk daun tampak kering dan Iayu karena hama ini mengisap cairan yang ada di dalam daun, serta tampak bercak putih perak pada daun.
Pengendalian: Melakukan penyemprotan menggunakan insektisida. Insektisida yang biasa digunakan untuk memberantas hama ini adalah Pegasus 500 sc, Mesurol 50 wp, Dicarzol 25 sp, serta yang mengandung bahan aktif Merkaptodimetur, Endusolfan, Formothion, Metomil, Dimetoat, dan Karbaril.


b.      Ulat tanah
Hama ini menyerang ujung batang sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Indikasi: Bagian pucuk tampak rusak karena hama ini menyerang ujung batang dengan cara memakannya, serta merusak tangkai.
Pengendalian: Melakukan penyemprotan menggunakan insektisida.
c.       Tungau merah
Hama ini menyerang daun sehingga daun menjadi tidak normal.
Indikasi: Daun menjadi agak tebal dan tampak bercak-bercak kuning kecokelat-cokelatan pada bagian permukaan daun.
Pengendalian: Melakukan penyemprotan menggunakan pestisida dan memangkas daun yang terserang hama.
d.      Pengerek daun
Hama ini menyerang daun sehingga daun tampak tidak normal.
Indikasi: Warna daun menjadi putih keabu-abuan dan daun melinting.
Pengendalian: Melakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida dan memangkas daun yang terserang hama.
2)      Penyakit
a.       Kerdil (chrysanhenumum stunt virus)
Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus kerdil. Biasanya, virus mulai masuk ketika tanaman masih berupa bibit.
Indikasi: Terganggunya pertumbuhan yang mengakibatkan kekerdilan, serta lebih cepat berbunga, namun bunganya berwarna pucat.
Pengendalian: Belum ada pengobatan yang efektif terhadap penyakit ini, namun cara pencegahannya untuk menghindari penularan yang lebih luas adalah buang dan bakar segera tanaman yang terkena penyakit ini.


b.      Daun mozaik (chrysanthemum mild mosaic virus)
Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus mozaik. Biasanya, virus mulai masuk ketika tanaman masih berupa bibit dan menyerang pada daun.
Indikasi: Pada daun terdapat corak bergaris-garis atau belang hijau-kuning.
Pengendalian: Belum ada pengobatan yang efektif terhadap penyakit ini, namun cara pencegahannya untuk menghindari penularan yang lebih luas adalah buang dan bakar segera tanaman yang terkena penyakit ini.
c.       Jamur tepung
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Oidium chrysatheemi. Jamur ini biasanya menyerang daun.
Indikasi: Terdapat tepung putih yang menyelimuti permukun, yang berakibat pada mengeringnya daun.
Pengendalian: Melakukan penyemprotan menggunakan fungisida dan memangkas daun yang terserang penyakit.
d.      Jamur karat
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Puccinia sp. Biasanya, jamur ini menyerang daun.
Indikasi:Terdapat bintil-bintil berwarna hitam atau cokelat pada permukaan daun bagian bawah.
Pengendalian: Melakukan penyemprotan menggunakan fungisida dan memangkas daun yang terserang penyakit.








BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Karakteristik tanah yang baik untuk bunga krisan adalah tanah yang gembur, subur, dan bertekstur liat berpasir, dengan kadar keasaman/pH tanahnya antara 5,5-6,7. Bunga krisan dapat tumbuh dengan optimal pada tanah yang memiliki ketinggian antara 700-1.200 m dpl (di atas permukaan laut).Pemeliharaan tanaman sangat menentukan kelangsungan hidup bunga krisan. Pada dasarnya, perawatan yang dilakukan pada bunga krisan tidak jauh berbeda dengan perawatan yang diberikan pada bunga lain. Hama penggangunya antara lain dari serangga dan jamur yang dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil.

5.2    Saran
Indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alam perlu kita jaga dan lestarikan, karena kekayaan alam tersebut dapat dimanfaatkan sebagai aset Negara yang dapat menarik perhatian wisatawan di seluruh dunia. Meskipun perawatan bunga krisan yang terbilang sederhana, namun apabila tidak dijaga, bunga tersebut akan punah. Jadi sebagai generasi penerus kita harus peduli dan sayang pada lingkungan yang ada di sekitar kita.









No comments:

Post a Comment